Inovasi eco print pada produk kulit

Hello 2022...

Akhirnya saya berhasil melawan kemalasan, setelah beberapa waktu selalu berlindung dibalik kata "nggak sempat" (hehe) untuk menulis blog.

Ada banyak hal yang menjadi pelajaran saya di tahun 2021 lalu. Mengenai pekerjaan, percintaan, pertemanan dan keimanan yang teruji. Saat ini saya masih berproses untuk bisa berjalan dengan hikmah atas pelajaran itu. Saya hanya percayakan semua pada Allah. Bahwa Dia akan terus ada membersamai dalam setiap proses kehidupan. Karena Dia adalah penulis skenario terbaik. Yang tidak akan memberikan cobaan diatas kemampuan umat yang diujinya. 

Pembuka blog tahun ini saya ingin berbagi cerita mengenai usaha yang saya jalani sejak tahun 2014. 

April tahun lalu, setelah re-branding usaha kami, kami melakukan pengembangan usaha yang tadinya hanya sebagai produsen produk fashion, juga sebagai supplier material kulit sapi, domba dan kambing.

Usaha kami turut serta ambil bagian pada Circular Economy dengan menjual limbah kulit sisa produksi agar bisa digunakan menjadi barang yang fungsional dan memiliki nilai jual lebih. Selama pandemi penjualan hanya melalui e-commerce Tokopedia, Shopee, Bukalapak.

Tetapi akhirnya mendapatkan direct order pertama di November 2021 kemarin setelah custom order sempat mati suri beberapa waktu; tas dan dompet ECO PRINT. Apa itu eco print?


Ecoprint dalam fesyen merupakan teknik memberikan warna dan motif pada kain dengan menggunakan bahan alami. Pada prosesnya, pembuatan kain ecoprint membutuhkan media berupa tumbuhan, baik itu daun maupun bunga. Tumbuhan tersebut nantinya digunakan sebagai pewarna dan media membuat motif kain.

Sesuai namanya, ecoprint berasal dari kata eco atau ekosistem yang berarti lingkungan hayati atau alam dan print artinya cetak. Sistem dengan menjiplak dedaunan dan kemudian merebusnya, mirip seperti proses pembuatan batik, maka sering juga disebut batik ecoprint.

Pengerjaan order produk kulit eco print ini adalah sebuah tantangan buat kami karena ini pertama kali kami kerjakan. Ketika kami mampu membuatnya dan memenuhi keinginan konsumen, itu adalah keberhasilan buat kami. Dan selanjutnya sudah 3 kali repeat order dalam 3 bulan ini. Perlahan namun pasti kami semakin banyak mendapatkan ilmu baru. Meski dalam kondisi pandemi yang bagi banyak pelaku usaha terkena dampaknya, kami justru bisa mengembangkan kemampuan dan berinovasi. 

Pada segala situasi dan kondisi, sebagai pelaku usaha kecil, saya dan suami hanya percaya 3 hal ini:

Kreatif
Ikhtiar
Optimis

Tidak ada masa yang abadi, karena pasti akan terus berganti. Kesedihan tidak akan tinggal selamanya pun kebahagiaan.

So, yah... Keep going!


Postingan Populer