Apa pencapaianmu ?

Pertanyaan "apa pencapaianmu?" dalam beberapa bulan terakhir seringkali dilontarkan kepada saya. Saya orang yang menyukai tantangan, pertanyaan seperti itu justru memacu saya untuk terus mengembangkan diri dengan hal-hal positif. Membuat saya kemudian terpikir untuk menuliskannya disini pada trimester pertama 2022. Banyak yang sudah saya capai, meski juga dalam proses mencapainya harus menghadapi perjalanan spiritual yang hampir meluluh lantakkan hati. 

Saya belajar tentang spiritual, kesadaran dan mengolah rasa sejak 6 tahun terakhir. Bukan hanya belajar pada ahlinya seperti konsultasi psikolog, private healing terapi dengan guru yoga, juga dari seminar-seminar dan artikel tentang psikologis. Saya berani mengakui ketika saya sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja. Entah karena persoalan pribadi ataupun pekerjaan. Karena bagi saya dengan menyadari sedang tidak baik-baik saja, akan terpicu untuk memperbaiki yang tidak baik itu, sehingga tidak menjadi luka batin yang berkepanjangan. 

Kembali soal pencapaian dalam hidup, apa maknanya? Semuanya kembali kepada individu masing-masing tentunya. Cara pandang , latar belakang , kemampuan intelektual dan religiusitas bersatu dalam mindset seseorang ketika dia berfikir, “Sebenarnya saya mau apa dalam hidup ini?”.

Arti harfiahnya sudah pasti mencapai apa yang diinginkan, apa yang sudah direncanakan. Bisa rencana jangka pendek, menengah ataupun jangka panjang untuk masa depan. Lebih mulia lagi, jika menyertakan kepentingan orang banyak didalamnya. 


Meski harus melewati hal-hal yang tidak mudah dalam proses pencapaian dalam hidup, pada akhirnya saya memilih melihat sisi baiknya. Saya mampu menghadapi segala macam gelombang kehidupan dan menjadi sekuat sekarang. Menulis blog ini juga merupakan salah satu proses saya untuk penyembuhan dari keadaan tidak baik-baik saja yang saya tuliskan diatas. 


Mencatat pencapaian membuat saya bersyukur daripada mengeluhkan sesuatu yang belum berhasil dicapai. 



Kembali memiliki finansial mandiri


    Kembalinya saya ke dunia kerja menjadi salah satu pencapaian saya setelah usaha pribadi saya menurun karena pandemi 2019. Saya tidak malu mengakuinya justru saya berterima kasih pada diri sendiri yang sudah berjuang sejauh ini. Karena setelah selama 8tahun kecukupan materi saya bergantung pada hasil usaha sekarang mampu memiliki lebih. Mendapatkan dari hasil usaha juga dari hasil bekerja pada perusahaan lain.


Mengambil tantangan baru  


    Keberanian saya mengambil pekerjaan di perusahaan asing dengan bidang industri yang sangat baru bagi saya, juga pencapaian yang saya syukuri. Apalagi ketika saya mampu berkontribusi mengembangkan perusahaan tersebut. 


Membuat batasan dalam pergaulan


    Kemampuan saya membuat batasan dalam pergaulan juga sebuah pencapaian bagi saya karena hal itu juga mempengaruhi pola pikir dan pertumbuhan jiwa saya, menjadi sangat jauh lebih baik. 


Pikiran menjadi Terbuka


    Saya lebih membuka pikiran dalam berkomunikasi dengan pasangan dan anak-anak merupakan pencapaian baik dalam hidup saya di usia 40tahun.  Tidak lagi hanya mau pendapat saya yang didengarkan tetapi juga bijaksana mendengarkan mereka. Terutama anak-anak, saya berikan kebebasan menyampaikan pendapat, apa yang mereka inginkan dan yang tidak mereka sukai. Kami saling hormat satu sama lain, tidak merasa saya sebagai orang tua harus selalu benar. Karena kadang dari anak-anak justru saya banyak belajar tentang kehidupan. 


Jatuh cinta pada diri


    Dan salah satu pencapaian terbesarnya adalah saya lebih cinta pada diri sendiri, saya lebih banyak memikirkan kebahagiaan dan kebaikan untuk diri sendiri. Menerima seapa adanya yang harus saya terima sebagai takdir hidup, baik buruknya. Mengurangi memikirkan hal-hal yang tidak seharusnya saya pikirkan. Menghilangkan pemaksaan pada diri bahwa semua harus sesuai mau. Nyatanya tidak semua bisa sesuai ingin, karena yang saya inginkan tidak selalu yang saya butuhkan. Kesadaran tersebut tidak muncul begitu saja, namun melalui pergolakan batin yang berdarah-darah. Membaca hikmah dari sekian kejadian yang dihadirkan Tuhan ke hidup saya, yang saya percayai sebagai pelajaran untuk diri. 

So yah... thanks to Allah, yang sudah selalu dan selalu sangat baik. Memberikan hidup yang sebegitu baiknya untuk saya. Semoga saja, takdir usia saya masih panjang dan saya masih ada waktu untuk lebih memperbaiki diri. Mampu membuat pencapaian-pencapaian lain yang bisa bermanfaat bukan hanya untuk diri sendiri dan orang-orang dekat saya, tetapi juga untuk banyak orang, Aamiin. 

Postingan Populer