Menulis jurnal dengan bahagia
Ada salah satu konten yang saya baca mengenai diari dan jurnal. Saya baru tau ternyata definisinya berbeda dan efeknya pun berbeda. Saya kira tadinya ya intinya menuliskan apa yang ada di pikiran biar lega dan release perasaan jika sedang dalam kondisi batin yang tidak baik.
Ternyata dari SMP yang saya lakukan adalah menuliskan hal-hal yang menyedihkan, bukan keluhan ya tetapi lebih ke perasaan-perasaan ketika sedih, terluka dan kecewa karena saya belum tau bagaimana mengkotak kotak pikiran saya waktu itu. Sehingga perasaan itu justru lama saya rasakan. Karena artinya sama seperti menarik energi kesedihan diluar ke diri sendiri. Itulah dulu kenapa saya sedih berlama-lama ketika berjauhan dengan Mami saya karena saya terus menuliskannya. Masuk akal juga ketika saya tau bahwa jurnaling lebih ke afirmasi dengan menuliskan hal-hal yang kita punya untuk kita syukuri.
Jadi mulai hari ini saya akan menuliskan segala yang bisa saya syukuri daripada yang bikin saya sesali yang bikin saya sedih dan kecewa. Saya percaya Allah akan mendengarkan apa yang menjadi kebersyukuran dan doa-doa kita.
Kalau diari lebih ke menuliskan dibuku harian dengan alat tulis, jurnaling bisa lebih bervariasi. Apalagi dijaman adanya smartphone seperti sekarang ini. Kita bisa menuliskannya di aplikasi catatan, ataupun di kotak pesan yang kita buat untuk kita tulis dan kirimkan untuk diri sendiri.
Ada beberapa tips juga untuk memulai menuliskan jurnal agar lebih menarik dan membuat kita bersemangat menuliskan kebersyukuran kita, antara lainnya dengan beberapa hal dibawah ini:
1. Pilih buku atau media menulis yang menarik.Jika buku, pilih buku yang memiliki warna atau tema yang menarik dan membangkitkan niat menulis. Gunakan alat tulis yang berwarna warni jika suka, dihias juga bisa. Jika media digital, saya pribadi menggunakan link channel di aplikasi chat telegram. Saya pilih tema yang menarik dan foto profile yang saya suka.
2. Pilih waktu yang tepat.
Bisa diwaktu pagi, siang atau malam senyamannya kita menulis saja.
3. Pilih tempat yang nyaman.
Bisa di dalam ruang atau diluar ruangan, yang membuat pikiran dan tubuh kita rileks sehingga kita menulis dengan jujur dan sederhana apa adanya.
4. Menulis dengan jujur.
Tuliskan yang dirasakan dengan jujur dan mengalir, tidak perlu dibuat-buat, dikondisikan atau menjadi orang lain. Tidak ada yang menilai tulisan kita, kita hanya perlu jujur pada diri sendiri untuk melepaskan apa yang kita rasakan.