Perempuan, Impian dan Keberhasilan

Ada ungkapan jika sudah menikah dan punya anak, lupakan saja mimpimu karena hidupmu harus fokus mengurus anak, rumah dan lain-lain.
 
Sejak SMA saya suka menulis dan berandai-andai tulisan saya bisa dimuat di media cetak. Sempat mengirimkan tulisan berupa cerpen ke beberapa majalah tetapi selalu ditolak.

Selepas kuliah, sepanjang saya bekerja sejak tahun 2003, hobi menulis saya pun tidak tersalurkan, tidak sempat lagi menulis - menulis cerpen. Dan pada jabatan saya di tempat saya bekerja, saya lebih sering berurusan dengan angka dan dealing in person, semakin jauhlah saya dari tulis menulis.
 
Pada 2012 saat saya mengundurkan diri karena fokus mengurus anak, saya justru dihubungi diminta menulis artikel tentang menjadi orang tua yang memiliki anak, 2 artikel saya dimuat di 2 majalah nasional di Indonesia. Ada perasaan senang karena saya bisa membagikan pengalaman hidup saya pada banyak orang dan menyalurkan kesukaan saya menulis. 

Pada 2014 saya membuka usaha sendiri, kesibukan mengembangkan usaha membuat saya sudah lupa dengan hobi menulis. Hingga di 2018 saya bertemu dengan komunitas menulis dan sempat ikut kursus menulis selama beberapa bulan. Belajar dengan teman-teman yang sudah senior menulis membuat saya teringat dengan hobi dan impian saya. Hingga cerita pengunduran diri saya sebagai karyawan di 2012 membawa saya menjadi salah satu narasumber dari buku yang diterbitkan oleh penulis di Bali.

Sejak itu saya mulai suka kembali menulis namun hanya sebatas tulisan-tulisan di caption postingan sosial media seputar motivasi kehidupan dan bisnis. 2020 Pandemic global Covid-19 membuat usaha saya terkena dampak, semua kegiatan banyak dilakukan dirumah bahkan hampir 95%. Menulis menjadi ruang saya bercerita, menjadi self healing dari berbagai situasi yang menjadi dinamis dan belum kembali normal lagi. 

Hingga kemudian di tahun yang sama, saya memutuskan untuk kembali bekerja sebagai karyawan di perusahaan Asing di Bali sambil tetap menjalankan bisnis dari rumah. Tidak ada kamus gengsi bagi saya yang sudah menjalani berbagai ritme kerja sejak tahun 2003. Menjadi karyawan, pemilik usaha kemudian kembali menjadi karyawan sekaligus pemilik usaha. 




Bagi saya semua ada proses pembelajaran dan pengembangan diri. Dan inilah saya di usia 41 tahun, setelah sempat beberapa tahun melupakan keinginan saya dalam menulis, melupakan mimpi saya yang berharap tulisan saya bisa muncul di media cetak. Justru kini saya menjadi seorang Bussines Development Manager di era digital yang salah satunya harus melakukan strategi pengembangan bisnis dari perusahaan asing tempat saya bekerja dengan cara soft selling membuat konten di semua platform digital ; social media, web blog, e commerce, youtube. I feel so AMAZED with myself, i feel so PROUD with myself. Saya bisa beradaptasi dengan perubahan jaman, dan... tulisan saya dalam berbagai konten sosial media dan web blog justru bisa diakses orang di seluruh dunia. Memang bukan di media cetak tetapi justru di media digital dimana semua kalangan bisa membaca tulisan saya. 

Saya pun kemudian bisa memiliki blog pribadi, ruang saya bercerita, berbagi kisah dan kesukaan, sarana refreshing dan juga menghasilkan. 

Satu yang selalu saya pelajari, jangan hanya terpaku teori karena pada akhirnya waktu dan hasil ikhtiar yang menjawab apa yang pernah kita pikirkan dan rencanakan. Jangan pesimis, jalani dengan sadar setiap proses kehidupan dengan selalu mengambil hikmah. Di usia berapapun, apapun statusmu, mimpi dan inginmu bisa saja menjadi nyata meski dikemudian hari kamu masih mengharapkannya atau tidak.
 
Tetap Sehat, Baik dan Produktif :)

Postingan Populer