Seni Melepaskan
Melepaskan tidak pernah mudah, apakah itu hubungan pekerjaan, persahabatan, percintaan, atau bahkan yang sama sekali tidak memiliki ikatan apa-apa.
Beberapa hal mungkin berubah menjadi lebih indah dan berarti bagi kita. Tetapi bisa juga sebaliknya menjadi hal yang tidak kita butuhkan lagi, dan mempertahankannya dapat merusak mental kita.
Satu hal yang saya sadari salah adalah mempertahankan hubungan dengan seseorang yang seharusnya saya lepaskan. Saya pikir banyak dari kita akan setuju bahwa menjalani hubungan dengan seseorang sama seperti hubungan dalam hal pekerjaan. Kita menghabiskan banyak waktu untuk mengenalnya, berbagi momen dengan mereka, dan akhirnya, kita merasa hidup tidak akan sama tanpa mereka. Kemudian, hidup dan waktu berjalan, hal-hal sangat mungkin berubah menjadi berbeda. Meskipun terkadang kita sangat ingin agar segala sesuatunya berjalan dengan baik.
Saya pernah mengalami dimana harus kehilangan sebuah hubungan baik yang saya jalani. Sejujurnya, hubungan itu telah berubah selama beberapa waktu sebelum kemudian benar-benar berakhir, tetapi saya selalu diberi harapan untuk bisa membuatnya kembali menjadi baik dan menyenangkan seperti dulu.
Akhirnya saya justru sampai pada kesadaran: seseorang, persahabatan, percintaan atau sebuah hubungan apapun itu memiliki masa akhir keberadaannya. Kesadaran ini awalnya membuat saya merasa begitu sedih. Namun saya tahu terkadang kita harus belajar menerima jika tidak ada yang tidak sesuai seperti mau kita. Bahkan jika kita terus memaksakannya, kita sendiri menjadi hancur.
Setidaknya dari kejadian itu saya mendapatkan pelajaran :
Tidak apa-apa membiarkan sesuatu hal berjalan dengan sendirinya.
Hal-hal indah terkadang harus berakhir. Kita tidak harus mengontrol semuanya. Kita harus bisa membiarkan segala sesuatunya berjalan dengan sendirinya. Itu tidak berarti kita tidak mau berjuang untuk situasi dan kondisi itu sendiri. Kemudian muncul pertanyaan - pertanyaan ini pada diri ( yang harus saya jawab dengan jujur) ;
Mengapa hubungan ini begitu penting bagi saya?
Mengapa saya berjuang untuk orang ini menjadi bagian dalam hidup saya saat ini? Apakah karena saya tidak ingin kehilangan mereka, atau lebih karena waktu yang pernah kita habiskan bersama?
Apakah orang ini juga berjuang untuk dipertahankan? Karena pada akhirnya, kita hanya bisa mempertahankan seseorang yang ingin dipertahankan.
Kita bisa merindukan seseorang tetapi juga harus bisa menerima mereka tidak ada dalam hidup kita lagi.
Saya pikir sebagian besar ketika kita dekat dengan seseorang (atau beberapa orang) kita takut bahwa hidup kita akan sangat berbeda tanpa mereka. Kita berpikir dalam hati, bagaimana jika nanti mereka pergi dan kita akan sangat merindukan mereka. Karena ketakutan itu tadi kita berjuang untuk menjaga mereka dalam hidup kita sehingga kita tidak merasa kosong ketika mereka tidak lagi ada. Tapi kemudian saya memahami, tidak apa-apa untuk merindukan mereka dan bahkan mencintai mereka yang tidak kita miliki. Kita bisa mengirimkan doa dan getaran cinta setiap kali kita memikirkan mereka, namun kemudian harus bisa melepaskannya. Karena, jika kita mencoba menyelamatkan hubungan hanya karena kita tidak ingin kehilangannya, kita mungkin terjebak dalam perasaan marah ketika memikirkannya, alhasil bukan perasaan bahagia yang kita dapatkan. Jadi lebih baik lepaskan sebelum semuanya berubah menjadi semakin menyakitkan dan menyedihkan.
Banyak hal berubah, sebuah hubungan bisa berakhir - lepaskan saja.
Ketika saya masih muda, saya memiliki kutipan favorit tentang persahabatan atau hubungan percintaan yang selalu saya ingat.
Hubungan persahabatan atau percintaan adalah janji yang dibuat dalam hati, diam-diam, tidak tertulis, tidak terpatahkan oleh jarak, tidak berubah oleh waktu.
Saya belum pernah menuliskan kutipan ini sebelumnya, dan kini membuat saya tersenyum ketika saya menulisnya.
Saya kemudian memahami bahwa waktu mengubah sebuah hubungan dan jarak itu terkadang mengorbankan hubungan tersebut. Saya tahu bahwa tidak akan ada hal yang abadi selamanya di dunia ini. Saya tahu bahwa orang bisa berubah, dan bisa jadi orang itu adalah juga saya.
Seni melepaskan itu indah sekaligus membebaskan. Dan siapa yang tahu apa yang terjadi ketika kita membebaskan diri. Tidak ada dendam, tidak ada kesedihan dan tidak ada perasaan keras hati. Kita hanya membiarkan semuanya berjalan dan bahkan lebih baik—kita bergerak maju. Menikmati setiap menit yang kita jalani. Dengan begitu, kita mungkin akan menemukan bahwa semesta memiliki sesuatu yang jauh lebih baik ke depannya.