Memaknai usia 40 bagi seorang Inovita
2 bulan sejak blog terakhir yang kutuliskan. Ada banyak kisah yang terjadi begitu indah terukir. Salah satunya usiaku yang menginjak 40 tahun di pertengahan bulan Agustus kemarin.
Alhamdulillah, Mashaallah, ternyata aku sudah 40 tahun. Melewati segala perjalanan kehidupan ini dengan segala kisah. Tentu, syukur yang paling pertama kupanjatkan adalah, diberinya aku kesehatan, kemudahan dan kelancaran dalam segala aktivitas, serta masih banyak lagi syukur yang tak perlu lagi kuukur dalamnya seperti apa. Terlalu banyak nikmat, Alhamdulillah.
Namun, usia 40 ini tentunya juga tak serta merta tentang perayaan. Bagiku, masa seperti itu sudah tidak lagi menjadi prioritas, karena sebaik-baiknya menginjak usia 40 adalah dengan memaknai bahwa diri semakin bisa untuk bermuhasabah di usinya kini. Sebuah angka yang istimewa namun juga sebagai pengingat bahwa ini adalah masa dimana ibadah, kebaikan, rasa syukur, dan hubungan dengan sesama yang semakin diperbaiki terus-menerus. Usia matang, begitu sebutannya. Atau mungkin, usia cantik.
Aku percaya, di usia yang mungkin bagi banyak orang tak lagi muda, energi kebaikan menyertaiku, didekap doa yang bersahutan, kian menjadi kekuatan untukku dalam meneruskan langkah ini. Sebuah langkah yang tidak pernah kutahu kapan akan berakhir, atau berhenti. Aku hanya perlu meyakini saja, bahwa kehidupan terus berjalan, menawarkan harapan dan impian untuk selalu kugenggam.
Untuk yang kusebut, “Aku”. selamat mengasuh kedewasaan dan mengejar keberkahan serta ridho-Nya. Kamu tahu betul, hidup memang tak pernah mudah, namun hidup juga selalu bisa memberikan jalan terbaiknya. Jangan berhenti melangkah, ya. Karena berbenah, tak pernah salah.