Senja di Bali

"Bahagia pada hadirnya, Bersabar merindunya..."

Begitulah gambaran menggebunya rasaku tentang indahnya senja. Karena bagaimanapun hari yang kujalani, senja selalu mempunyai cara yang indah untuk menutupnya dengan romantis. 
 
Aku telah tinggal di Bali selama 225 bulan namun senja pada 73 hari terakhir melekat penuh rasa. Ada sebuah alasan yang aku tidak bisa menceritakannya karena hanya bisa dirasakan di hati. Aku hanya percaya sejauh apapun kita pergi, selama apapun kita merasa mampu untuk mengatur hati dań perasaan, semesta punya caranya sendiri mengurai segala yang memang waktunya terurai.

Kini bait-bait selalu menjadi tempat pelarian rasa. Yang berlalu dengan indah tidak ada yang dapat mengubahnya. Membentuk serpihan memori dan membangun ingatan secara perlahan tentang masa lalu dan masa kini yang akan menentukan cerita di masa depan.

Bicara tentang senja, adalah tentang segala rasa dan pikir yang beradu tanpa jeda. Bukan untuk saling memperdebatkan mana yang paling indah. Namun karena sadar, bahwa memahami keindahannya adalah sebuah harapan. 

Seperti kemudian pada hangatnya sinar matahari di tiap pagi, aku selalu berharap pada semesta agar segera kembali mempertemukanku dengan senja, seperti harapku rindu akan segera memberi temu denganmu. Setidaknya, jika langkah pada hari itu tersendat, aku akan tau, dalam diam pun kita masih boleh berharap.


Ah... dan ketika kutuliskan ini, aku pun tengah merindu.

Rindu...
Pada aroma bergantinya hari, pada nuansa warna langit yang tawarkan hening bersama malam untuk kembali.

Rindu...
Pada setiap canda tawa yang hadirkan bahagia, dengan wajah yang saling memberi ceria, dan juga cinta.

Senja di Bali dan magisnya, akan selalu meninggalkan makna mendalam untukku. 

Senja, padamu aku berlabuh 🖤

Jimbaran Sunset, 2021

Postingan Populer